Menu

Monday, 28 October 2013

SARAPAN : sebuah PRO dan KONTRA



Mungkin kita sering menjumpai di sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri sering mengabaikan sarapan. Meninggalkan kebiasaan sarapan karena gugup, tidak sempat, jadwal yang padat, atau terlalu sibuk dengan kegiatan yan lain. Jika seperti itu, maka patut dipertimbangkan karena sebenarnya sarapan memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Tidak peduli sesibuk apapun kita, perlu untuk mengisi bahan bakar tubuh untuk beraktifitas sepanjang hari. Sarapan juga merupakan salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. Apapun makanan yang kita makan di pagi hari, akan memberikan kontribusi yang positif untuk beraktifitas.
            Sebuah studi yang melibatkan 319 remaja (antara usia 13 hingga 20 tahun) dalam Journal of Adolescent Health mengatakan bahwa sarapan pagi membantu meningkatkan memori otak. Denan sarapan, otak mendapat suplai energy yang cukup sehingga bias berfungsi secara optimal (huffington, 2010). Meninggalkan sarapan akan menyebabkan penurunan energy ke otak yang berdampak pada berkurangnya tingkat konsentrasi dan berpikir. Pengaruh kekurangan glukosa yang mengakibatkan menurunnya energi dapat diketahui oleh penurunan kadar glukosa darah yang kemudian diikuti gangguan dalam fungsi otak. (Gajre & Fernandez, 2008).
Beberapa manfaat sarapan bagi anak-anak tentunya, diantaranya yaitu :
·         Sarapan pagi dapat meningkatkan kemampuan fisik.
·         Secara rutin sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi anak.
·         Sarapan secara rutin membuat anak jarang mengalami sakit dan pusing.
·         Manfaat sarapan pagi juga menghindari risiko anak kekurangan gizi dan obesitas.
·         Membiasakan anak sarapan pagi akan mendatangkan kebiasaan sehat bagi dirinya.
(DISQUS, 2013)
Studi lain menunjukkan hasil adanya hubungan positif antara kebiasaan konsumsi sarapan di masa muda. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa anak-anak yang sarapan teratur setiap hari memiliki skala IQ lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang kadang-kadang sarapan. (j, Hwang, Dickerman, & Compher, 2013)           
Sebuah penelitian pada tahun 2003 di American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa orang yang melewatkan sarapan, cenderung 4,5 kali menjadi lebih gemuk daripada orang yang selalu menyempatkan waktu untuk sarapan. Penelitian yang melibatkan 499 orang yang dietnya dipantau selama kurun waktu setahun tersebut, juga menunjukkan bahwa makan malam di luar rumah dan melewatkan sarapan berelasi dengan resiko obesitas (huffington, 2010). Namun dalam penelitian lain, manfaat sarapan menjadi bahan perdebatan. Sarapan hanya akan menambah timbunan kalori dalam tubuh jika tidak terbakar menjadi energy. Hal itu tentunya akan menambah simpanan lemak di dalam tubuh, dan berakhir dengan obesitas. Dengan meningalkan sarapan, kalori sisa makan malam yang belum habis termetabolisme akan di olah menjadi energi. Meninggalkan sarapan akan menyebabkan obesitas jika konsumsi makanan pada saat makan siang membabi buta dalam artian tidak memikirkan jumlah kalori yang masuk saat itu (Gajre & Fernandez, 2008).
Sebuah penelitian tahun 2003 pada konferensi tahunan American Heart Association juga menunjukkan bahwa, orang yang selalu sarapan cenderung memiliki kadar gula darah yang baik dan tidak cepat lapar di siang harinya. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa sarapan pagi adalah sesuatu yang penting saat ini,” ujar seorang peneliti, Dr Mark Pereira, dari Harvard Medical School. “Sarapan memainkan peran penting dalam mengurangi resiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular” (huffington, 2010). Namun ada yang perlu kita ketahui bahwa kita harus mengetahui jumlah kalori dalam sarapan kita. Makanan yang mengandung banyak kalori, yang mana kalori tersebut tidak habis terbakar menjadi energy, sedangkan kita menambahnya lagi saat makan siang, maka hal itu justru akan menumpuk timbunan lemak juga glukosa. Jika insulin tidak sesuai dengan glukosa, hal itu justru mengakibatkan Diabetes tipe 2.
Tetap sarapan atau meninggalkan sarapan menjadi pilihan kita sendiri. Bagi yang mempunyai berat badan normal atau dibawah normal, mungkin akan beresiko jika meningalkan sarapan karena simpanan lemak dalam tubuh sangat terbatas. Sedangkan bagi berat badan di atas normal (obesitas), meniadakan sarapan bisa membantu membakar simpanan lemak di tubuh menjadi energy sehingga jumlah lemak dapat berkurang (hal ini bisa berjalan dengan catatan tidak mengkonsumsi kalori berlebih saat makan siang atau makan malam, karena itu sama saja mengembalikan timbunan lemak yang telah habis terbakar). Oleh karena itu, pasien obesitas bisa mempertimbangkan pengurangan jumlah kalori dalam sarapan mereka sebagai pilihan untuk meningkatkan keseimbangan energy harian  (Haussman, Wittke, & Mittermeirer, 2011).
Ringkasnya, sarapan atau tidak sarapan, boleh dilakukan asalkan jumlah energy harian terpenuhi baik dari makanan maupun simpanan lemak tubuh.

0 komentar:

Post a Comment